Ada seorang anak laki-laki dengan watak yang sangat buruk...
Suatu hari ayahnya memberi dia sekantung penuh paku dan menyuruhnya memaku satu batang paku di pagar pekarangan setiap kali dia kehilangan kesabaran ataupun berselisih paham dengan orang lain.
Hari pertama dia memaku sebanyak 27 batang paku di pagar (yang menandakan dia telah kehilangan kesabaran ataupun berselisih paham dengan orang lain sebanyak 27 kali)
Pada minggu berikutnya dia belajar untuk menahan diri dan jumlah paku yang dipakainya berkurang hari demi hari...
Dia sadar bahwa ternyata lebih mudah menahan diri daripada memaku di pagar.
Akhirnya tiba hari ketika dia tidak perlu lagi memaku sebatang paku pun...
Dia menyampaikan hal tersebut dengan sangat gembira kepada ayahnya.
Lalu ayahnya menyuruhnya mencabut sebatang paku dari pagar setiap kali dia berhasil menahan diri ataupun bersabar.
Hari demi hari berlalu...
Akhirnya tiba hari dimana dia bisa menyampaikan kepada ayahnya bahwa semua paku sudah tercabut dari pagar...
Sang ayah membawa anaknya ke pagar dan berkata...
"Anakku...
Engkau sudah berlaku baik sekarang...
Tetapi coba kamu lihat...
Betapa banyak lubang yang ada di pagar...
Pagar ini tidak akan kembali seperti semula...
Begitu pula jika kamu berselisih paham ataupun bertengkar dengan orang lain...
Hal tersebut akan selalu meninggalkan bekas seperti yang ada di pagar...
Kau bisa menusukkan pisau di punggung orang lain dan mencabutnya kembali...
Tetapi hal itu akan meninggalkan bekas luka...
Tak peduli berapa kali kau meminta maaf ataupun menyesal...
Luka tersebut akan tetap berbekas dan tidak akan pernah hilang...
Ingatlah bahwa luka melalui ucapan sama seperti luka fisik...
Bahkan dapat lebih berbahaya dari yang kamu kira...
Kawan-kawanmu adalah perhiasan yang langka...
Mereka membuatmu tertawa...
Mereka memberimu semangat...
Mereka bersedia mendengarkan jika kau perlukan...
Mereka menunjang...
Mereka membuka hatimu..."
0 comments on Bekas Luka Di Pagar :
Post a Comment